Assalamu'alaikum wr. wb.
Sekian lama saya tidak menulis di blog saya tercinta. Sekian lama pula saya tidak aktif update status di facebook, apalagi twitter. Saya malah sudah lupa password twitter saya, hehehe. Itu semua saya lakukan karena saya suka aneh-aneh, melirik-melirik status "orang itu" yang malah bikin saya kecewa dengan dia. Jadi saya memutuskan untuk vacuum dulu. Hehehe....
Baiklah, tentu saja bukan perkara status atau ke-vacuum-an saya di jejaring sosial tersebut yang akan saya bahas di sini. Saat hangat-hangatnya Turnamen Piala AFF dibicarakan di negeri ini, saya rasa ini moment yang sesuai untuk berbagi mengenai sesuatu yang saya sukai. Ya, entah kenapa saya menyukai dunia sepak bola dibanding olah raga lain.
Kesenangan saya tersebut bermula ketika Piala Dunia 2006. Saat itu saya baru lulus SD. Saya tidak tahu banyak mengenai club-club sepak bola, apalagi pemainnya. Saya hanya menikmati nonton bareng di rumah Pakde. Ada rasa senang tersendiri saat itu. Beberapa keluarga dekat datang ke rumah Pakde yang cukup besar dan hanyut dalam siaran langsung pertandingan piala dunia. Siangnya, saya membicarakan pertandingan semalam dengan teman-teman. Begitu asyiknya.
Tahun pertama di SMP, sekolah saya menjadi tuan rumah Popda tingkat kabupaten. tentu saja sepak bola menjadi salah satu olah raga yang dipertandingkan. Berhubung SMP Negeri 1 Kota Mungkid (sekolah saya) termasuk maju dalam bidang voli. Perhatian terpusat di lapangan voli. Tidak demikian dengan saya, saya justru nonton bola di lapangan belakang bersama teman saya.
Di SMP, sepak takraw atau futsal menjadi agenda wajib saat classmeeting. Sejujurnya sepak takraw termasuk asing bagi saya, waktu SD tidak pernah ada permainan sepak takraw. Tapi begitu melihat permainan itu, saya sangat terpesona. Melihat para pemain berusaha keras menendang bola rotan, melakukan heading, suatu atraksi yang sangat menarik. Apalagi, kelas saya, VII B kala itu adalah sebuah kelas yang dihuni oleh cowok-cowok yang jago maen bola, baik itu futsal maupun takraw. Bahkan kami menjadi juara ketiga sepak takraw di classmeeting semester pertama.
Lalu, entah dalam suatu pertandingan apa saya tidak ingat. Yang jelas itu adalah pertandingan timnas Indonesia melawan negara apa juga saya lupa. Disitulah saya terpesona pada kapten Timnas Indonesia kala itu, Bambang Pamungkas. Menurut saya, Bambang punya kharisma sebagai kapten. Dan sepanjang saya tahu, dia kapten yang tenang dan . . . . . keren. Tentu saja. Sejak itulah saya semakin senang melihat pertandingan sepak bola di televisi. Apalagi jika Timnas Indonesia bermain. Hebohlah saya dibuatnya. :)
Masuk kelas VIII A, kelas saya juga dipenuhi pemain-pemain inti sekolah. Di sini saya lebih menggila. Saya turut berteriak bersama anak-anak lain memberikan support pada kelas saya yang tengah bermain futsal. Ya, meskipun saya sebenarnya juga Panitia penyelenggara. Saat itu saya menjabat sebagai Pengurus OSIS, tapi saya tak bisa tahan untuk tidak ikut berteriak, bernyanyi, dan melompat-lompat. Aaahh, saya rindu masa-masa itu.
Salah satu pertandingan futsal classmeeting semester dua, menjadi saat tak terlupakan bagi saya. Pertandingan antara kelas VIII D vs VIII E. Striker dari kedua belah pihak, adalah teman akrab saya. Dan dua orang itu naksir cewek yang sama. Pertandingan jadi seru sekali. Saya mendukung dua tim. Saya tidak bisa memilih salah satu. Berkat menyaksikan pertandingan itu pula, saya "mungkin" terlibat cinlok. Hah! Sudahlah lupakan!
Tahun 2008, saat UEFA EURO digelar. Saya turut hanyut dalam demam bola. Saya mendukung Inggris. Saya suka Inggris, saya tertarik pada sejarahnya, budayanya. Suatu saat saya ingin mengunjungi Inggris. Mengunjungi Liverpool, Museum Maddame Tussaud, Buckingham Palace, Big Ben, dan banyak lagi. Christiano Ronaldo, sedang booming sekali tahun itu. Teman saya bahkan memberikan banyak sekali wallpaper CR7 di flashdisk saya, dan masih saya simpan gambar-gambar itu hingga sekarang. Tapi --maaf-- saya tidak tertarik Ronaldo. Saya memang tidak terlalu tertarik pada pemain perorangan. Saya lebih menyukai tim saat itu.
Kelas IX, saya jatuh cinta pada slogan "You'll Never Walk Alone"-nya Liverpool. Saya sangat suka kata-kata itu. Punya kenangan tersendiri bagi saya. Kenangan begitu indah dalam kalimat magic itu. Saya googling logo Liverpool, saya jadikan wallpaper handphone saya. Belum ganti sampai sekarang. Hapenya dan wallpapernya. Hahaha. :D
Saya mulai menyukai Steven Gerrard. Tapi tidak fanatik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar